Arti Seni



Kesenian dan seni merupakan sebuah ungkapan ekspresi dari seseorang yang dituangkan dalam wadah. Kesenian juga bagian dari budaya yang merupakan sarana yang digunakan untuk mengespresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Dalam eksplorasi seni tentulah jiwa sangatlah berpengaruh akan menentukan sebuah karakter seseorang. Seorang seniman tentulah mengerti apa yang akan dilakukan dan dikerjakannya. Semua tiu dilakukan untuk sebuah kepuasan tersendiri, yang akhirnya orang lain yang menikmati hasil tersebut dapat merasakan sebuah kepuasan tersendiri.

Kalimat seni dan arti dari seni tersebut seakan tidak lepas dari seseorang. Pastinya setiap manusia memiliki karakter tersendiri dalam mengungkapkan sebuah persoalan dalam hidup. Artinya hidup dapat diartikan dalam bentuk karya seni juga. Namun, persoalan seni dalam hidup bisa juga diartikan dengan bagaimana tiap manusia itu beradaptasi oleh lingkungannya.

Kita yakin bahwa Allah SWT menciptakan manusia itu berbeda-beda dan memiliki pola pemikiran yang berbeda pula. Begitu pula dengan arti seni tersebut manusia bisa menyingkapi hidup ini dengan arti seluas-luasnya. Hidup dapat diartikan sebuah gambaran persoalan yang nyata, bagaikan seorang anak yang terlahir di dunia yang akan diisi oleh berbagai kehidupan nyata, nah disitulah manusia mencari sebuah keniscyaan bahwa sebenarnya hidup ini indah.

Pola pikir manusiapun berbeda satu sama lainnya bagaimana kita saja menyingkapinya. Menurut The Liang Gie (1997 : 17), keindahan atau indah adalah sebuah kata yang sepadan dengan beauty dalam bahasa inggris (dalam bahasa Perancis “beau”, bahasa Italia dan Spanyol, “bello”). Dilihat dari sudut pandang kebahasaanm kata indah adalah kata yang merupakan turunan dari kata bellum, yang akar katanya adalah bonum, dan memiliki arti kebaikan.

Sementara dari pendapat Muhammad Iqbal, pelaku seni kelahiran Sialkot, memberikan rambu-rambu yang menegaskan bahwa harus ada suatu hal yang harus dicapai dalam berkesenian atau memaknai seni dalam kehidupan.

Dari semua itu sebenarnya kalau kita berbicara kembali mengenai arti seni dan kehidupan tidak pernah bisa memisahkan kehidupan ini dengan seni itu sendiri. Dengan seni dan tanpa seni hidup ini bagaikan tidak ada artinya. Penciptaan dunia ini pun sebenarnya tidak terlepas dari seni yang telah diciptakan oleh Allah SWT dengan adanya seni kehidupan ini berjalan dengan teratur. Ada suka, duka, ada senang dan susah. Cobalah kita semua merenungkan semua penciptaan dari Allah SWT ini. Berkaryalah untuk hidup anda sebisa yang anda mampu, buatlah sesuatu dalam hidup ini menjadi indah dan buatlah sesuatu yang buruk itu menjadi sesuatu yang baik dan lebih baik lagi. Hidup ini indah dan pastinya setiap manusia itu akan menikmatinya, semoga ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.


sumber: kompasiana

Mengapa Manusia Menggambar



Setelah banyak postingan yang berupa teknik-teknik gambar sekarang mari menilik sejarah mengapa manusia menggambar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak bisa lepas dari perpaduan titik, garis, bidang dan warna yang membentuk sebuah citra dan arti, yang kita namakan dengan ‘gambar’ (picture/image). Baik dalam bentuk sederhana pada rambu lalu lintas, hingga bentuk yang lebih menarik pada pakaian, hiasan rumah, aksesori, maupun pada benda-benda lain di sekitar kita.
Bagaimana seandainya gambar tidak pernah ada dalam hidup kita? Jauh di masa prasejarah,  selama lebih dari 100.000 tahun yang lalu, begitulah hidup manusia. Tidak ada gambar sama sekali. Imageless.
Hingga sekitar 35.000 tahun lalu dalam sejarah peradaban, manusia mulai menciptakan gambar untuk mencitrakan dan mengartikan sesuatu. Oleh para arkeolog, periode ini disebut ‘ledakan kreatif’ (creative explosion period).
Pada tahun 1879, seorang arkeolog amatir bernama Marcelino De Sautuola dan putrinya Maria, menemukan lukisan/gambar sekumpulan Auroch (sejenis lembu ox yang sudah lama punah) di goa Altamira, Spanyol Utara. Penemuan ini tidak dipercaya keasliannya karena gambar-gambar di goa tersebut terlalu bagus untuk seniman prasejarah.
Hingga beberapa dekade ke depan, penemuan-penemuan lukisan goa terjadi. Salah satu gambar tertua yang paling terkenal adalah gambar di goa Lascaux, Perancis yang ditemukan pada tahun 1940. Dinding goa tersebut penuh dengan gambar mammoth, bison, rusa kutub dan kuda. Diduga alat-alat yang digunakan untuk melukis adalah tulang berbentuk datar sebagai palet, alang-alang atau bulu digunakan sebagai kuas dan tumbuh-tumbuhan digunakan sebagai sumber pewarna.
Kembali pada definisi gambar. Gambar adalah perpaduan titik, garis, bidang dan warna yang dikomposisikan untuk mencitrakan sesuatu. Bagaimana manusia yang tidak pernah melihat gambar sebelumnya, terpikir untuk menciptakan gambar dan darimana asal muasal ide untuk menciptakan sebuah gambar?
Pada abad ke-20, Henri Breuil, seorang pastur Perancis yang juga merupakan pakar terkemuka dalam seni goa, menyatakan teori bahwa sama seperti seniman-seniman di masa kini yang menggambar ulang keadaan lingkungan di sekitarnya, seniman-seniman prasejarah juga menggambar/melukiskan kehidupan lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini adalah berburu. Menurutnya, seniman prasejarah memiliki kepercayaan bahwa, gambar-gambar hewan tersebut akan membantu mereka untuk memperoleh banyak hewan buruan.
Namun, teori ini gagal karena tulang belulang di sekitar goa yang diduga adalah hewan buruan dan makanan manusia prasejarah, bukanlah merupakan tulang hewan-hewan yang digambarkan di dinding goa, yang pada awalnya diduga sebagai gambar hewan buruan. Selain itu, para seniman pada zaman ini menggambar di goa yang sempit dan gelap, yang tentu saja jauh dari perhatian manusia pemburu lainnya, yang juga ingin memperoleh banyak hewan buruan.
Beberapa tahun lalu, muncul sebuah gagasan revolusioner untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Terinspirasi dari lukisan-lukisan serupa yang tampak seperti gambaran berburu, yang dibuat oleh suku San atau biasa dikenal dengan Bushmen beberapa ratus tahun lalu, di tebing Drakensberg, Afrika Selatan.
Salah seorang peneliti lukisan goa, David Lewis Williams menjabarkan, suku San percaya bahwa manusia hidup dapat meninggalkan tubuh dan berjalan mengunjungi dunia roh. Hal ini terjadi ketika dalam keadaan trans (trance) atau biasa disebut dengan kesadaran yang berubah. Tradisi ini biasa dilakukan oleh tabib dari suku San untuk menyembuhkan salah satu anggota keluarga suku tersebut.
Ternyata, lukisan suku San beberapa ratus tahun lalu tersebut bukanlah menggambarkan kehidupan sehari-hari. Tetapi merupakan pengalaman halusinasi mereka ketika sedang berada dalam keadaan trans.
Teori baru muncul, berdasarkan kesamaan pola lukisan yang terdapat pada lukisan suku San yang hanya berusia ratusan tahun di Afrika, dengan pola lukisan beribu-ribu tahun lalu di Eropa. Kesamaan tersebut selain objek utama merupakan hewan yang kuat juga bentuk pola-pola lain seperti bulat-bulat, garis-garis zig-zag dan bintik-bintik yang tampak digambarkan seperti motif di dinding goa.
Lalu apa yang menyebabkan manusia di lokasi dan waktu yang berbeda dapat menciptakan bentuk gambar yang sejenis? David Lewis Williams kemudian menyatakan, jawabannya adalah pada kesamaan otak seniman tersebut.
Dr. Dominic Ffytch dari Institute of Psychiatry di London menyatakan bahwa, ada bagian otak yang dapat mempengaruhi visualisasi seseorang, terlepas dari riwayat kesehatan matanya.  Untuk membuktikan hal ini, sukarelawan diminta mengenakan sepasang kacamata khusus yang dapat menstimulus bagian visual pada otak, dengan mata tertutup. Kacamata khusus tersebut tersambung dengan komputer yang mengatur jumlah kilatan cahaya yang diberikan pada sukarelawan tiap detik. Stimulus yang diberikan pada otak tersebut menyebabkan sukarelawan dapat ‘melihat’ bentuk walaupun dengan mata tertutup. Pola yang dilihat sama, seperti bulatan, warna-warni spektrum, garis-garis, kotak hitam putih dan jaring-jaring.
Ffytch menerangkan, hal ini bisa terjadi karena tampaknya ada bagian otak kita  yang mewakili bentuk-bentuk/pola-pola tersebut. Siapapun yang bagian otaknya tersebut terstimulus, maka akan memperoleh visual serupa. Dalam keadaan trans, bagian otak ini pulalah yang juga terstimulus. Begitu pula ketika mata dalam keadaan ‘lemah’ seperti tertutup atau di ruang gelap, bagian otak ini akan terstimulus dan dapat melihat pola-pola yang sama ketika berada dalam keadaan trans.
Hal inilah yang menjelaskan, kenapa lukisan suku San bisa berpola sama dengan para seniman prasejarah yang melukis di goa gelap yang sempit. Para seniman prasejarah, kehilangan kemampuan indera matanya ketika berada di dalam goa gelap dan otaknya terstimulus untuk berhalusinasi. Itulah mengapa para seniman yang masuk ke dalam goa tanpa cahaya sama sekali, mungkin melihat bentuk-bentuk yang sama. Halusinasi ini didukung pula oleh pengalaman kebudayaan mereka, yang juga berperan penting sebagai referensi penciptaan visualisasi tersebut. Yaitu hewan-hewan kuat yang dikagumi seperti Aurochs di Spanyol, Mamot di Perancis dan Eland di Afrika.
Lahirnya gambar pertama kali bukan dari pikiran tiba-tiba oleh manusia, melainkan dari mengenali bentuk dan citra yang dibuat oleh otaknya yang diproyeksikan ke dinding. Para seniman prasejarah tersebut kemudian mengukir visi-visi yang tercipta di kepala mereka tersebut di dinding goa.
Gambar kemudian berkembang mengikuti perkembangan peradaban manusia menjadi sebuah karya seni dalam berbagai kategori. Lukisan, film dengan gambar bergerak (animasi) dan lain sebagainya. 


sumber: BBC series, How Art Made The World

Beberapa Jenis Kertas yang Bisa Buat Menggambar


Dalam postingan kali ini saya akan memberikan informasi mengenai berbagai jenis kertas yang biasa digunakan dalam dunia percetakan. Karena harga kertas yang mahal bukan berarti akan menghasilkan hasil cetakan optimal, pengetahuan jenis printer (teknologi dan tinta yang dipakai) dan jenis kertas foto sangat menentukan hasil akhir cetakan. Untuk itu kita perlu mencocokkan jenis printer dan jenis tinta dengan jenis kertas untuk menghasilkan kualitas cetakan foto yang sesuai dengan keinginan kita.
  • HVS
Bahan kertasnya agak kasar, umumnya dipake untuk Fotocopy / Printer Deskjet. Kertas jenis ini banyak dijual di toko-toko buku. Kertas jenis HVS dibuat dari pulp (bubur kertas) yang tidak mengandung lignin (perekat antar serat di dalam pohon), sehingga tidak mudah berubah warna (menjadi kekuningan) jika diletakkan di bawah sinar matahari atau sinar lampu.
  • Art Paper & Matt Paper
Bahan kertas untuk brosur, karena permukaannya yang licin (artpaper), atau yang semi doff (matt paper). Selain karena licin, hasil yang dihasilkan juga bagus, karena raster kertasnya halus. Kertas art paper ini kurang bisa menyerap air sehingga kurang cocok digunakan dengan printer yang menggunakan tinta dye yang merupakan tinta berbahan dasar air. Tinta yang cocok digunakan untuk mencetak dengan media kertas art paper ini adalah tinta art paper yang di desain khusus untuk head printer Epson.
  • Art Karton
Bahan kertas ini sama seperti art paper, cuma gramasinya lebih tebal. Banyak digunakan untuk cetakan seperti kartu nama, katalog, co profile,brosur, dan cetakan lainnya yang membutuhkan kertas agak tebal. Umumnya setelah di cetak, bahan ini di lapisi laminating lagi (optional), supaya hasilnya lebih memuaskan. Sama seperti kertas art paper, kertas ini tidak bisa digunakan dengan tinta dye dan harus mengunakan tinta art paper yang di desain khusus untuk head printer Epson.
  • Matte / Doff paper
Sangat mudah menyerap tinta sehingga bisa dipakai untuk menyembunyikan kualitas tinta dan printer sekaligus tidak memantulkan cahaya. Mencetak foto warna bisa dilihat dari kebutuhannya. Kalau untuk dibingkai atau banyak dipegang-pegang, kertas doff lebih awet dan tidak lengket. Kertas jenis ini seringkali menjadi rekomendasi untuk kertas cetak foto dengan hasil yang bagus.
  • Sublime Paper
Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak foto sebagai pajangan dirumah, didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.
  • Double-Side Paper
Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak foto pada kedua sisinya (depan dan belakang). Kualitas foto yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya.
  • Fiber matte
Kertas Fiber Base paling tahan lama, karena dia menggunakan kertas dengan pH netral (biasa di sebut Archival Paper).
  • Premium Glossy foto Paper
Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, kertas jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih mengkilap. Kertas jenis ini sangat cocok untuk mengcetak foto dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan menghasilkan cetakan foto yang maksimal dan lebih cerah.
  • Sticker Glossy foto Paper
Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan foto dengan warna dasar kertas putih dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu mencetak foto beresolusi tinggi.
  • Laster foto Paper
Laster foto paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk foto dengan resolusi tinggi. Permukaan kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan dengan jenis kertas lain. Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital foto printing.
  • Glossy foto Paper / glanz paper
Kertas ini merupakan jenis standar cetak foto. Dengan jenis kertas yang mengkilap, permukaan memantulkan cahaya, permukaan lebih lengket terhadap kaca pigura dan putih mampu menghasilkan cetakan yang standar. Dapat digunakan untuk foto resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak foto).
  • Canvas Paper
Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak foto akan menghasilkan cetakan dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan foto yang persis dengan kertas canvas.
  • Inkjet Paper
Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital foto printing, jenis kerta inkjet ini biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.
  • Metallic paper
Seperti glossy, tapi lebih mengkilap lagi, ada sedikit warna keemasan /metalik. Metallic paper mempunyai permukaan halus dan terlihat agak mengkilat. Sangat cocok dengan namanya karena ada titik-titik metallic pada permukaan kertas ini.
  • Metallic + laminating paper
Hampir sama dengan metallic paper namun pada salah satu sisi ada plastik atau sejenisnya yang menutupi.
  • Silky paper
Permukaan kertas lembut namun tidak mengkilat. Daya lekat tinta cukup tinggi sehingga tinta tidak mudah bercecer. Sekaligus bagian permukaan kertas ini tidak mudah terbawa oleh head printer membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.
Itulah jenis-jenis kertas yang banyak beredar dipasaran, tetapi sebenarnya masih banyak jenis lainnya. Jenis yang sudah dijelaskan adalah yang paling mudah untuk ditemukan disekitar kita. Kemampuan kita sangat mempengaruhi hasil akhir cetakan, dengan mengenal jenis kertas memudahkan kita menyesuaikan dengan keperluan cetak. Setiap merk kertas mempunyai tingkat daya serap tinta yang berbeda yang juga akan berpengaruh pada hasil cetakan. Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan penjual kertas (grosir) untuk mengetahui hasil lebih detail atau mencobanya satu persatu untuk mendapatkan pengalaman.


Sumber: http://bahanbelajarsekolah.blogspot.com/2015/01/memilih-kertas-untuk-menggambar.html?en
Content is Courtesy of bahanbelajarsekolah.blogspot.com


Sumber: http://bahanbelajarsekolah.blogspot.com/2015/01/memilih-kertas-untuk-menggambar.html?en
Content is Courtesy of bahanbelajarsekolah.blogspot.com

Manfaat Menggambar


Setelah beberapa postingan lebih pada tehnik-tehnik menggambar, sekarang saya akan membahas sesuatu yang agak berbeda.Aktivitas menulis, menggambar, mewarnai, menggunting atau membuat prakarya, ternyata  memiliki banyak manfaat bagi anak. Aktivitas kreatif itu tidak hanya dapat melatih keterampilan motorik halus dan daya imajinasi anak, tetapi juga memiliki manfaat terapeutik atau penyembuhan untuk beberapa gangguan atau kendala psikologis.   
Proses kreatif yang terjadi manakala anak menggambar, mewarnai, menggunting atau membuat prakarya, akan mengeksplor perasaan dan sisi emosional. Salah satunya berupa pelepasan energi dan emosi negatif. Lewat terapi seni, ayah bunda juga bisa memetik manfaat lebih dekat dan akrab dengan anak.  Secara keseluruhan, hal ini akan mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.

1. Untuk Ice Breaking
          Terkadang setelah berpisah dengan anak seharian karena bekerja, bunda atau ayah mengalami kesulitan memulai interaksi dengan anak di rumah.   Bisa jadi karena anak ngambek karena Anda pulang kemalaman, atau karena dia sudah nyaman bersama Si Mbak. Rasa lelah plus jengkel, terkadang membuat Anda cepat “menyerah”, sehingga merelakan anak tidak bersama Anda pada malam hari. “Habis dia nggak mau  ditemani aku”, kilah Anda. Sebetulnya, teknik ice breaking bisa mengatasi situasi ini.  Pilihlah aktivitas seni sebagai media untuk memecah kebekuan, sebab selain anak balita senang menggambar atau mewarnai, aktivitas ini pun tidak membutuhkan kontak mata sehingga bebas tekanan. “Nak, tadi di jalan bunda melihat binatang ini, lho. Bunda lupa namanya, bentuknya begini. Ini hewan apa ya, Nak?” Gunakan bentuk-bentuk  sederhana, seperti segitiga untuk  menggambar kambing atau lingkaran untuk ayam. Tak perlu detail sempurna, yang penting Anda musti “cerewet” saat menggambar. 

2. Menyalurkan Ekspresi Negatif

Ketika anak rewel, jengkel, marah atau sedih akibat sesuatu, alihkan perhatiannya dengan menggunakan benda-benda seni, misalnya clay atau alat lukis. Pilih yang warna-warni agar menarik perhatiannya.  Ajak anak, “Kita remas-remas clay, yuk”,  lalu buatlah obyek-obyek sederhana, misalnya bola, sosis, ular, lalu bongkar dan remas lagi untuk membuat bentuk lain. Sambil bermain, perhatikan ekspresi anak. Biarkan ia gemas meremas atau memukul-mukul clay dengan telapak tangan.  Karena selain sedang menuangkan kreativitas,  anak juga  tengah melepaskan energi negatif atau tekanan yang dirasakan.  Cara serupa dapat dilakukan dengan melukis atau membubuhkan aneka warna di atas kertas dengan cap telapak tangan atau kaki. 

3. Melancarkan Komunikasi dan Meningkatkan Bonding

Kita ingin anak terbuka dan bebas bercerita pada kita tentang kejadian yang dialami atau perasaannya sehari-hari. Dengan keterbukaan anak,  orangtua jadi bisa memantau perkembangan kognitif, emosi dan  keterapilan inter-personal anak, dapat memantau keselamatan, keamanan dan kesejahteraannya, sekaligus memiliki bonding lebih kuat dengannya. Namun, tidak semua anak dan orangtua memiliki kemampuan berkomunikasi secara lancar dan terbuka.  Mungkin yang ada hanya komunikasi berupa instruksi atau pertanyaan “menjemukan” seperti “Mandi dulu, sana!” atau “Kamu sudah makan?”.  Gunakan aktivitas seni untuk melancarkan komunikasi, misalnya, temani anak saat menggambar, lalu ajukan pertanyaan. “Kamu menggambar apa?”  atau  “Mengapa gajah itu berwarna biru?”. Biarkan anak menjawab, tugas Anda hanyalah memancingnya untuk bercerita sambil membiarkan ia menggambar. Komunikasi juga dapat dibangun saat Anda menemani si kecil mewarnai, atau membuat prakarya -seni lipat, gunting-tempel atau meronce.

4. Mengatasi Gangguan Mental dan Trauma
            Pada anak-anak yang mengalami masalah gangguan kesehatan mental, misalnya berupa perilaku kerap cemas atau takut berlebihan, sehingga disalurkan lewat menggigit, membenturkan kepala, cepat marah, atau mengalami perubahan emosi drastis, menurut Psikolog UI  Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., terapi seni bisa menjadi solusi. “Dalam hal ini, orangtua musti bertemu dengan ahlinya terlebih dahulu, karena terdapat langkah demi langkah yang akan disesuaikan dengan usia dan tingkat kecemasan atau kadar gangguan, ujar Rose Mini.  
Terapi seni juga dapat diaplikasikan untuk mengobati trauma atas kejadian tidak menyenangkan yang pernah menimpa anak. Peneliti dan psikolog dari Institute for Psychology University of Lepizig, Jerman, Prof. Dr. Evelin Witruk, melakukan terapi seni terhadap anak-anak korban tsunami di Aceh, menggunakan aktivitas  melukis dan menggambar. Cara ini,  menurutnya, cukup berhasil memulihkan kondisi psikis anak-anak.

Cara Memegang Pensil


Tips menggunakan pensil untuk menggambar berikut ini dapat Anda pelajari, kemudian praktikkan sendiri di rumah atau tempat lain. Tidak sedikit orang yang memakai pensil untuk menggambar belum mengetahui cara mengunakan alat gambar tersebut. Akibat yang dialami, yaitu pensil cepat patah ujungnya, warna pensil yang tidak maksimal. hingga hasil gambar yang berkualitas rendah. Semua itu disebabkan kurangnya pemahaman dan informasi tentang penggunaan pensil yang baik dan benar untuk menggambar. Oleh karena itu, Anda yang suka atau hobi menggambar perlu mengetahui beberapa tips menggunakan pensil, antara lain sebagai berikut.
"Ketahuilah karakteristik pensil yang Anda pakai"
Pensil memang bermacam merk dan bentuknya yang variatif. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui karakteristiknya sebelum memakainya. Misalnya, ukuran dan diameter pensil perlu disesuaikan dengan cara memegangnya. Dengan begitu, Anda bisa menggunakan pensil untuk menggambar sesuai dengan petunjuk yang benar. Saat membelinya, Anda mungkin sudah dapat memperkirakan sendiri bagaimana sebuah pensil bisa dipegang dengan nyaman saat dipakai untuk menggambar. Karakteristik pensil seperti itu bisa diketahui dari informasi yang diberikan pada label kemasan pensil. Jika memang pensil tersebut berkualitas bagus, pasti memilikinya.
 Memegang pensil dengan santai dan tidak perlu erat-erat
Pensil yang bobotnya cukup ringan tidak perlu dipegang erat-erat, kecuali Anda sedang mengalami grogi atau ketakutan. Pasalnya, saat menggambar membutuhkan ketenangan dan rasa santai. Begitu juga saat memegang pensil harus santai. Peganglah dengan mantap agar tidak selalu terlepas, tetapi dengan santai. Dengan memegang seperti itu, Anda bisa memulai menggambar di atas kanvas atau kertas secata maksimal. Hasil gambarnya pun tidak akan mengecewakan. Cara memegang pensil seperti ini bisa dilatih sejak kecil. Pada usia anak-anak, pasti sudah diajari menulis dan mewarnai, yaitu dengan memegang pensil yang dipakainya.
Meraut pensil tidak perlu terlalu runcing
Sebelum digunakan, pensil harus terlebih dulu diraut dengan alat rautan. Namun demikian, Anda tidak perlu meraut pensil terlalu runcing karena hanya mudah mematahkannya saja. Apalagi pensil yang terlalu runcing ujungnya, memiliki ketebalan warna yang kurang. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui informasi seperti ini. Ketebalan garis atau sketsa yang dibuat harus disesuaikan dengan peruncingan pensil yang diraut. Dengan begitu, Anda harus memperkirakannya terlebih dulu untuk mendapatkan gambar sketsa yang bagus.
Mengetahui teknik menggores dan mengarsir
Anda pun yang memiliki hobi menggambar harus mengetahui teknik atau cara menggores dan mengarsir. Kedua teknik tersebut memiliki tujuan yang berbeda. Teknik menggores untuk mendapatkan garis dengan ketebalan tertentu. Sementara itu, teknik mengarsir untuk mendapatkan kumpulan garis dengan ketebalan yang lebih. Sebagai pemula dalam bidang menggambar, Anda harus mengetahui dan mempraktikkannya. Itulah beberapa tips menggunakan pensil.

Tips Memilih Pensil





Cara memilih pensil perlu diperhatikan, terutama bagi Anda yang hobi menggambar atau berprofesi sebagai ilustrator yang menggambar secara manual dengan pensil. Perlu Anda ketahui bahwa pensil merupakan salah satu alat tulis yang biasa untuk melatih menulis atau menggambar. Pensil juga dibutuhkan untuk menggambar dasar atau sketsa yang nantinya akan diperjelas dengan pensil warna atau jenis pewarna yang lain. Untuk mendapatkan gambar sketsa yang jelas, tentu saja harus memakai pensil yang berkualitas tinggi. Lalu bagaimana cara memilih pensil yang berkualitas tinggi untuk menggambar? Untuk lebih jelasnya, silakan disimak informasi di bawah ini.


Bentuknya yang simetris
Dalam arti, bentuk pensil yang tidak berlekuk-lekuk atau banyak lekukan. Pasalnya, pensil dengan bagian batang yang banyak lekukan tentu saja akan mudah patah. Lagipula dalam menggambar dengan pensil juga membutuhkan teknik memegang pensil yang benar. Oleh karena itu, cara memegang pensil harus menyesuaikan dengan bentuk pensil tersebut. Dengan begitu, Anda bisa memegang pensil dengan baik dan benar tanpa adanya kesulitan yang berarti.
Batang kayu yang bagus
Kriteria cara memilih pensil berikutnya, yaitu pada batang kayunya. Ada beberapa merk pensil yang memiliki batang kayu yang mudah lapuk dan patah. Tentu saja pensil seperti itu kualitasnya rendah. Anda harus memilih pensil dengan batang kayu yang keras, teksturnya padat, sehingga tidak mudah patah saat digunakan. Pensil seperti itulah yang cocok untuk menggambar sketsa karena lebih kuat, tidak mudah patah, serta lebih tahan lama saat dipakai sehari-hari untuk menggambar. Jika Anda memilih pensil dengan batang kayu yang mudah patah, sama saja menghabiskan waktu hanya untuk meraut pensil tersebut.
Isi pensil yang hitam
Memang secara khusus, pensil dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, yang bisa dilihat dari ketebalan isinya saat dipakai. Semakin tinggi kriterianya, maka semakin hitam dan legam warna isinya. Anda pun bisa memilihnya yang sesuai kebutuhan masing-masing. Misalnya, saat menggambar sketsa, Anda bisa memilih pensil dengan warna yang sedang agar tebal tipis dari gambar tersebut bisa terlihat. Namun demikian, secara umum Anda perlu memiliki pensil dengan isi pensil yang benar-benar hitam untuk tujuan tertentu dalam menggambar.
 Panjang dan diameter pensil yang sewajarnya
Pensil untuk menggambar sketsa perlu memiliki panjang dan diameter yang normal atau sewajarnya. Dalam arti, panjang dan diameternya pas untuk dipegang di tangan. Dengan begitu, Anda yang ingin menggambar bisa memegang serta mencoretkan garis-garis dalam sketsa dengan baik dan benar. Pilihlah pensil dengan kriteria seperti itu untuk menghasilkan gambar sketsa yang berkualitas.
Itulah beberapa kriteria yang harus dipahami saat memilih dan menggunakan pensil. Demikian sedikit tulisan mengenai cara memilih pensil.

Tips Menyempurnakan Arsiran




Teknik mengarsir sangat dibutuhkan untuk memperjelas suatu gambar. Hanya saja meskipun kedengarannya seperti hal yang sepele, ada banyak hal yang harus kita ketahui agar kita bisa membuat arsiran yang maksimal dan mendekati sempurna. Misalnya jika dilihat dari hasil ketajaman gambar, gradasi warna hingga efek real pada gambar. Berikut ada beberapa kunci utama yang akan menyempurnakan teknik arsir kita sehingga gambar kita akan semakin nampak nyata.
Alat Arsir
Jika banyak orang mengetahui alat-alat untuk mengarsir hanya sebatas pensil saja itu masih belum cukup untuk mendapatkan hasil arsiran yang maksimal. Ada beberapa alat arsir yang penting untuk dimiliki seperti pensil yang tepat untu membuat arsiran seperti pensil 2B. Pensil sendiri memiliki banyak varian, mulai dari yang keras sampai yang lunak hingga yang tebal sampai yang tipis. Pensil yang kita gunakan pun harus diusahan selalu runcing (tapi jangan terlalu runcing juga). Pensil yang selalu runcing akan menghasilkan arisran yang nampak lembut, merata dan konsisten. Artinya arsiran gambar teratas dengan arsiran gambar terbawah sama. Tak hanya itu, pensil yang tidak runcing tidak akan mampu menghasilkan arsiran yang menutupi seluruh permukaan kertas. Hal itu dikarenakan permukaan kertas tidak rata melainkan bergerigi sehingga pensil yang tidak runcing tidak akan mencapai bagian terdalam dari permukaan buku gambar.
Alat yang berikutnya untuk menyempurnakan teknik arsir adalah Blending. Blending adalah alat yang bentuknya mirip dengan pensil atau crayon yang fungsinya untuk meratakan arsiran pensil yang kita buat. Hasil yang berbeda akan sangat nampak antara yang sudah menggunakan Blending dan yang tanpa menggunakan Blending untuk meratakan arsiran. Jika kita tidak mendapatkan Blending di sekitar kita, kita juga bisa memanfaatkan beberapa alat sederhana untuk meratakan arsiran seperti tissue atau kapas lidi untuk menyempurnakan hasil dari teknik arsir.
Teknik Dalam Arsir
Didalam teknik arsis ada tekni yang harus difahami untuk menadapatkan hasil yang maksimal. Seperti misalnya yang paling sederhana adalah arah arsiran. Arah arsiran haruslah sesuai dengan bentuk gambaran objek agar gambar tampak nyata. Misalnya kita menggambar objek berbentuk bulat maka arsirlah denga arah melengkung. Jika kita mengarsir dengan garis lurus tidak akan memberikan hasil yang sempurna.
Pahami penggunaan teknik-teknik arsir seperti teknik arsir biasa yaitu hanya berupa garis lurus, kemudian scribbling yang merupakan cara mengarsir dengan membuat bulatan-bulatan tipis dan kecil, dan yang terakhir adalah teknik crosshatching yaitu arsiran campuran untuk membuat hasil arsiran yang bervariasi.
Selain teknik arsir tersebut ada teknik arsir lain yaitu mengarsir dengan menggunakan titik-titik yang bergradasi. Namun teknik ini hanya banyak digunakan oleh orang-orang yang jam terbangnya dalam menggambar sudah tinggi. Karena dalam menggunakan teknik ini memerlukan ketelitian tingkat tinggi dan kesabaran karena butuh waktu yang lama.